Padang, 6 April 2012. SMA 2 Padang
“Apakah Linux bisa jalan jika bergandengan dengan Windows ?” itu salah satu dari pertanyaan penasaran pak Prim, sapaan akrab Kepala Sekolah SMA 2 Padang, disela-sela temu ramah dengan salah satu aktivis Linux KPLI Padang, Arief Mardianto. Prima Yunaldi, MM, begitu nama lengkapnya, beliau seorang Kepala Sekolah yang menjabat saat ini di SMA 2 Padang, merasa bangga dan senang sekali ketika sekolah yang dibawah kepemimpinannya mendapat kunjungan dari Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) regional Padang pada tanggal 31 Maret 2012 yang lalu. Kesimpulannya, pak Prim mengizinkan KPLI Padang membawa para aktivisnya dengan tujuan menyampaikan orasi serta saling berbagi informasi kepada siswa - siswi SMA 2 Padang dalam hal pengenalan Linux dan aplikasi berbasis Open Source Software.
Tepat pada tanggal 6 April 2012 kemarin, bertempat di ruang majelis guru, para siswa dan siswi yang dalam hal ini diwakilkan oleh kelas X CIBI (Cerdas Istimewa, Berbakat Istimewa) dan juga dihadiri oleh Kepala Sekolah, beberapa Staff dan Majelis guru, serta salah seorang donatur kegiatan dari Universitas Andalas, pak Yopi, menyimak dengan seksama dalam kegiatan yang dinamakan “Linux Road To School # SMA 2 Padang”. Dibuka langsung oleh kepala sekolah yang antusias sekali ingin mengetahui lebih mendalam tentang Linux langsung dari pematerinya yaitu Teddy Yuliswar, dalam hal ini menjabat sebagai wakil ketua KPLI Padang. Berselang waktu berganti, tibalah giliran KPLI Padang memaparkan lebih mendalam tentang Linux, dan terlebih dahulu dibuka dengan menampilkan video “big bug bunny”. Disaat video diputar, terdengar suara tawa dari beberpa peserta karena aksi tokoh dalam video yang cukup menggelitik. Setelah video diputar, langsung pemateri melayangkan pertanyaan, “Siapa yang bisa menceritakan kembali maksud dari video tersebut ?”. Lebih kurang 25 peserta yang hadir, hanya satu yang berani menunjuk dan menjawab pertanyaan pemateri serta tidak sia-sia, si penjawab berhak mendapatkan Distro Linux Pear OS, Linux rasa buah Pear.
Mengangkat tema presentasi “Memakai Linux/FOSS itu mudah dan Murah” karya pak Rusmanto Maryanto, pimpinan Yayasan Penggerak Linux Indonesia, Teddy Yuliswar dalam hal ini sebagai pemateri pertama, mencoba menjelaskan dengan detail mulai dari sejarah Linux sampai perbandingan aplikasi Linux dengan Windows, dan tak luput juga kerugian menggunakan Linux. Salah satu anekdok beliau yang sangat menggelitik adalah, “Loe menggunakan Windows bajakan itu sudah jelas Haram, karena memakai produk tanpa izin pembuat, sedangkan gue mengggunakan Linux yang insyaAllah Halal, karena bebas digunakan, disebuarluaskan, dan dikembangkan. So, Loe loe loe, masuk neraka, sedangkan gue, belum tentu :) “ . Disela sela pemyampaian materinya, tak luput berbagai doorprize pun dibagikan cuma-cuma, dan doorprize yang membuat kagum seluruh peserta adalah flash disk TUX. Dimana flash disk ini dibeli langsung saat itu juga oleh sang pembicara dari counter Bagonjong IT yang ada disana, untuk diserahkan kepada peserta sebagai doorprize. Hanya 1 yang dipilih dari dari yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan, “Siapa nama maskot Linux ?”.
Selang waktu tanya jawab disesi pertama berakhir, maka disesi kedua peserta diminta langsung mencoba sistem operasi Linux yaitu BlankOn 7 “Patimura” yang dibagikan secara GRATIS. Hampir seluruh laptop peserta berjalan dengan baik, dan beberapa diantaranya tidak bisa mencoba karena menggunakan Netbook yang tidak terdapat CD ROM dan peserta juga tidak membawa CD ROM eksternal. Tapi para aktivis Linux KPLI Padang tidak tinggal diam, mereka memberikan solusi, bahwa Linux selain bisa Live CD bisa juga menggunakan Live USB. Beragam aplikasi pun dicoba, salah satunya adalah Gimp. Karena memang siswa-siswi pilihan, maka beberapa diantara peserta sudah langsung bisa menggunakan Gimp sebagai aplikasi manipulasi gambar dengan membuat kaligrafi Bismillaahirrahamaanirrahiim. Sesi kedua pun diakhiri dengan tanya jawab yang berhadiah 3 voucher belanja di Yayasan Rumah Ilmu Indonesia. Dan tidak berakhir disitu saja, closing statement dari pak Yopi, seorang dosen sekaligus admin server Universitas Andalas pun ikut menyampaikan motivasi kepada teman- teman pelajar agar lebih menghargai Hak Cipta dan mempelajari lebih mendalam tentang Linux. Karena inti dari road show ini adalah menambah wawasan kepada siswa-siswi bahwa tidak satu saja sistem operasi yang ada didunia, dan kita sebagai pengguna teknologi khususnya komputer, berhak memilih sistem operasi yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari dan disesuaikan dengan “kantong”, serta yang pasti harus LEGAL, tidak melanggar undang-undang Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual oleh sebab itu Linux dan aplikasi FOSS adalah pilihan yang tepat, semua itu demi terwujudnya Indonesia, Go Open Source :)
Author : Humas
Editor : Humas
Categories : berita
Tags : berita